Kebijakan ekonomi dunia yang menggunakan Fiat Money sebagai
standar ekonomi, ternyata menyebabkan penguasaan ekonomi oleh sekelompok negara
tertentu. Sebagai contoh adalah penggunaan mata uang X sebagai standar mata
uang dunia dan berarti mata uang X dijadikan standar pembayaran dalam transaksi
pembayaran dunia. Hal ini menyebabkan semua negara yang berkepentingan harus
menyimpan uang dalam bentuk X sehingga jika terjadi sesuatu pada X maka masih
punya cadangan devisa.
Masalah yang lebih serius adalah ketika terjadi sesuatu (misal
inflasi) pada negara tertentu yang bermata uang X dan menyebabkan nilai mata
uang X turun drastis. Hal ini akan menjadikan cadangan devisa dalam mata uang X
tidak berarti lagi. Maka mau tidak mau, semua negara berkepentingan akan
menjaga sehingga nilai mata uang X tidak turun. Dan implikasinya juga maka
ekonomi negara mata uang X akan selalu dijaga stabilitasnya secara sadar maupun
tidak.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka ekonomi islam menawarkan
solusi yaitu penggunaan "dinar" dan "dirham" sebagai mata
uang dunia. Dinar dan dirham yang dimaksud bukanlah mata uang negara timur
tengah yang digunakan sekarang. Dinar yang dimaksud adalah mata uang emas, yang
memang dibuat dari emas dan Dirham adalah Perak.
Emas dapat dijadikan solusi karena dapat mengurangi ketergantungan
pada nilai mata uang tertentu. Hal ini dikarenakan cadangan emas dunia tidak
hanya berpusat pada satu titik. Sehingga dapat menghindari penguasaan cadangan
tersebut oleh suatu kelompok tertentu. Hal ini juga akan membuat ekonomi dunia
lebih stabil, karena jika terjadi masalah pada negara X dan nilai mata uangnya
turun, maka hanya akan berakibat dalam negeri saja, tidak berpengaruh pada
kondisi dunia. Hal ini dikarenakan transaksi perdagangan dunia dilakukan dan
diukur dengan emas.
Berikut adalah skema Ekspor Impor dengan menggunakan emas sebagai
mata uang dunia.
Dalam hal ini, pembayaran dilakukan secara tidak langsung antara
eksportir dan importir. Tetapi melalui pihak ketiga yaitu Gold Custodian.
Disinilah emas akan berperan. Biaya yang dibayarkan akan dikonversi ke emas.
Misal Negara X ingin mengimpor dari negara Y. Maka Negara X harus membayar
sejumlah mata uang X yang setara dengan berapa kg emas. Dan di Gold Custodian
akan membayar ke eksportir dalam mata uang Y hasil konversi kg emas yang
dibayarkan.
Maka dari itu, maka peran Gold Custodian sangat riskan. Gold
Custodian harus bisa menetakpan standar harga emas dunia dan konversi ke mata
uang negara-negara yang bertransaksi. Bisa dikatakan, sistem ini hanya akan
berhasil jika Gold Custodiannya berhasil.
Berikut beberapa keuntungan lain penggunaan emas sebagai standar
mata uang dunia :
- Transaksi dunia tidak
bergantung pada fluktuatif nilai mata uang tertentu, karena distandarkan
dengan emas
- Transaksi dengan emas dapat
menghindari monopoli suatu nilai mata uang seperti kasus pemborongan mata
uang tertentu secara besar-besaran untuk dijadikan devisa yang dapat
mengacaukan ekonomi.
- Meminimalkan hal-hal spekulatif
yang bisa mengguncang stabilitas perekonomian.
- Tiap negara dapat lebih
independen dan nilai tukar mata uang dapat dibuat tetap dengan emas
sehingga fluktuatif mata uang tertentu tidak berpengaruh secara global.
- Mengurangi biaya transaksi dan
meningkatkan volume perdagangan
-
Sumber : Kuliah Pertemuan 6, Makro ekonomi Syariah, Institut
Pertanian Bogor, 20 Maret 2013