23 Maret 2013

0 Dinar dan Dirham Alternatif Keadilan Ekonomi Dunia

Kebijakan ekonomi dunia yang menggunakan Fiat Money sebagai standar ekonomi, ternyata menyebabkan penguasaan ekonomi oleh sekelompok negara tertentu. Sebagai contoh adalah penggunaan mata uang X sebagai standar mata uang dunia dan berarti mata uang X dijadikan standar pembayaran dalam transaksi pembayaran dunia. Hal ini menyebabkan semua negara yang berkepentingan harus menyimpan uang dalam bentuk X sehingga jika terjadi sesuatu pada X maka masih punya cadangan devisa.
Masalah yang lebih serius adalah ketika terjadi sesuatu (misal inflasi) pada negara tertentu yang bermata uang X dan menyebabkan nilai mata uang X turun drastis. Hal ini akan menjadikan cadangan devisa dalam mata uang X tidak berarti lagi. Maka mau tidak mau, semua negara berkepentingan akan menjaga sehingga nilai mata uang X tidak turun. Dan implikasinya juga maka ekonomi negara mata uang X akan selalu dijaga stabilitasnya secara sadar maupun tidak. 
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka ekonomi islam menawarkan solusi yaitu penggunaan "dinar" dan "dirham" sebagai mata uang dunia. Dinar dan dirham yang dimaksud bukanlah mata uang negara timur tengah yang digunakan sekarang. Dinar yang dimaksud adalah mata uang emas, yang memang dibuat dari emas dan Dirham adalah Perak.
Emas dapat dijadikan solusi karena dapat mengurangi ketergantungan pada nilai mata uang tertentu. Hal ini dikarenakan cadangan emas dunia tidak hanya berpusat pada satu titik. Sehingga dapat menghindari penguasaan cadangan tersebut oleh suatu kelompok tertentu. Hal ini juga akan membuat ekonomi dunia lebih stabil, karena jika terjadi masalah pada negara X dan nilai mata uangnya turun, maka hanya akan berakibat dalam negeri saja, tidak berpengaruh pada kondisi dunia. Hal ini dikarenakan transaksi perdagangan dunia dilakukan dan diukur dengan emas. 
Berikut adalah skema Ekspor Impor dengan menggunakan emas sebagai mata uang dunia.
Dalam hal ini, pembayaran dilakukan secara tidak langsung antara eksportir dan importir. Tetapi melalui pihak ketiga yaitu Gold Custodian. Disinilah emas akan berperan. Biaya yang dibayarkan akan dikonversi ke emas. Misal Negara X ingin mengimpor dari negara Y. Maka Negara X harus membayar sejumlah mata uang X yang setara dengan berapa kg emas. Dan di Gold Custodian akan membayar ke eksportir dalam mata uang Y hasil konversi kg emas yang dibayarkan.
Maka dari itu, maka peran Gold Custodian sangat riskan. Gold Custodian harus bisa menetakpan standar harga emas dunia dan konversi ke mata uang negara-negara yang bertransaksi. Bisa dikatakan, sistem ini hanya akan berhasil jika Gold Custodiannya berhasil.

Berikut beberapa keuntungan lain penggunaan emas sebagai standar mata uang dunia :
  • Transaksi dunia tidak bergantung pada fluktuatif nilai mata uang tertentu, karena distandarkan dengan emas 
  • Transaksi dengan emas dapat menghindari monopoli suatu nilai mata uang seperti kasus pemborongan mata uang tertentu secara besar-besaran untuk dijadikan devisa yang dapat mengacaukan ekonomi. 
  • Meminimalkan hal-hal spekulatif yang bisa mengguncang stabilitas perekonomian.
  • Tiap negara dapat lebih independen dan nilai tukar mata uang dapat dibuat tetap dengan emas sehingga fluktuatif mata uang tertentu tidak berpengaruh secara global.
  • Mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan volume perdagangan
  •  
 Sumber : Kuliah Pertemuan 6, Makro ekonomi Syariah, Institut Pertanian Bogor, 20 Maret 2013

 

Simple Note Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates