15 April 2012

0 Karakter Individu adalah Penentu Kejayaan Suatu Bangsa

Seperti biasa, semangat berbagi ini tidak akan pernah sirna. Semangat menebar kebaikan menyebar bibit kemuliaan. Semangat yang akan selalu terpupuk selama masih ada kasih sayang. Semangat yang harus ditularkan ke sesama. semangat yang akan membawa pada ujung visi hidup kita. #alay

Curhat aja ya kali bentuknya... :)

Berawal dari hanya keterpaksaan menjalankan kewajiban semata, saya datang ke Gedung Graha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor guna mengikuti seminar Pendidikan Karakter Mahasiswa IPB #yang pada awalnya hanya untuk mahasiswa TPB tetapi sehari sebelum acara tiba-tiba semua anak Bidik Misi IPB diwajibkan. Pada awalnya, datang ke GWW dengan malas-malasan, sengaja bareng sama teman karena tidak enak juga rasanya kalau datang ke suatu tempat tetapi kitalah yang paling beda... #maksudnya mayoritas anak TPB. Alhamdulillah, ada temennya jadi berangkat juga ke GWW. Tetapi tetap saja, sengaja menelatkan diri #soalnya undangan jam 7 tapi di spanduk ditulis jam 07.30... jadi ya sengaja datang jam 7.30an nyampe GWW.. :)

Ternyata takdir memang mengatakan lain, sudah berangkat dengan setengah hati, malah nyampe GWW pintu masuk cewek dan cowok terpisah. Jadi galau lagi memilih masuk atau tidak. Ternyata sebelum masuk, bertemu juga dengan teman Bidik Misi juga sehingga jadi masuk juga.

Sesampai masuk GWW, semangat kembali surut. Soalnya, merasa seperti diasingkan #atau lebih tepatnya dianaktirikan. Pasalnya dari pembukaan acara, hanya anak-anak TPB yang mereka sebut-sebut. Anak-anak Bidik Misi IPB dan juga yang Umum tidak pernah disebut. Hal inilah yang membuat penyakit kambuh lagi. Pengen keluar dari gedung itu. Tetapi entah takdir atau apa, teman cewek yang tadi sudah terpisah malah jadi duduk bersebelahan #tidak bersebelahan langsung, tapi satu baris... Akhirnya sedikit lebih semangat lah... :)

Sampai pada akhirnya, seminar sesi I #ada 3 sesi seminar dimulai. Dimulai dari pemaparan CV moderator #tapi lupa nama moderatornya.. :). Dilanjutkan dengan pemaparan oleh narasumber utama, yaitu Ibu Ratna Megawangi #gelar dan prestasi lupa karena terlalu banyak yang diutarakan.. :) Dari semua yang Ibu Ratna Megawangi presentasikan, yang paling menggaung adalah kata-kata petikan dari Fisluf kuno #lupa lagi namanya.. :)

"Karakter Individu adalah penentu kejayaan suatu bangsa"...

Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Dan memang sudah seharusnya benar. Dari yang diutarakan oleh narasumber, hal yang zaman dahulu digaung-gaungkan sebagai penentu kejayaan suatu bangsa, :
  • Sumber daya alam melimpah
  • Luas geografi yang mendukung
  • Jumlah penduduk yang memadai
tidaklah dapat menjamin. Indonesia sendiri bisa dijadikan sebagai contoh. Dari ketiga aspek tersebut semua hal itu dimiliki oleh Indonesia. Tetapi sesuai fakta yang terlihat jelas, Indonesia masih sangat jauh dari yang namanya "kejayaan". Jangankan dibilang berjaya, dibilang merdeka sepenuhnya saja masih tanda tanya.
Pertanyaanya adalah apa sebenarnya yang kurang???

Negara China yang secara prasyarat mirip dengan Indonesia, dapat sudah mulai merintis "kejayaan"nya. Lambat laun, negara tersebut #yang dahulu merupakan tirai bambu mulai merambah naik dan mengejar negara tetangganya, Jepang yang sudah "jaya" terlebih dahulu. Padahal bisa dilihat Jepang adalah negara yang bisa dibilang dari ketiga aspek diatas masih jauh dibawah Indonesia dan China. Lalu apa yang menyebabkan China atau bahkan Jepang bisa mencapai "kejayaan"nya???

Jawabannya hanya satu. Kuncinya adalah sesuatu yang disebut dengan "KARAKTER". kenapa bisa???

Dapat cerita dari seseorang #bu Ratna Megawangi juga.. :). Dia pernah berkunjung ke China ke suatu tempat #lupa tempat spesifiknya di suatu tempat kalau ga salah tempat paling bersejarah di China yang hampir tiap hari dikunjungi lebih dari 1 juta orang. Uniknya, dari tempat yang hampir 4kali luas IPB tidak ada tempat sampah di posisi tengah. Tempat sampah hanya ada dikeliling tempat tersebut. Tapi yang sangat membedakan dari Indonesia adalah disana tidak ditemukan "sebuah", tidak seserpih, tidak sehelai, tidak sekantong pun benda yang disebut "Sampah". Sungguh hal yang sangat luar biasa.

Dari situ saja, bisa menjadi gambaran yang sangat jelas. Jika kebiasaan membuang sampah dan kepeduliannya dengan lingkungan dianalogikan dengan sikap seseorang kepada negaranya, maka jelas sudah, Indonesia adalah biang-biang yang sangat sedikit sekali orang yang peduli pada negara. Pasalnya, mereka hanya mementingkan diri sendiri. Membuang sampah seenaknya, tidak memedulikan pengaruhnya pada lingkungan. Sama halnya dengan lika-liku KORUPSI di Indonesia. Banyak orang yang tergiur oleh kepentingannya sendiri.

Lalu masihkah kita bertanya apakah hal yang disebut KARAKTER bisa mempengaruhi kehidupan suatu bangsa???

Jawabannya sudahlah sangat pasti, YA.

#semoga bermanfaat. sudah mentog, mungkin terlalu capek. kalau masih sempat dan banyak ide, nanti bisa dilanjutkan... :)

14 April 2012

0 “Kindaichi” Detektif Lama Telah Kembali

Emh, kalau mendengar yang namanya Kindaichi, pasti juga bakal inget yang namanya Miyuki Nanase. Yups, bener banget, kedua tokoh tersebut muncul dalam serial “manga” Detektif Kindaichi. Kindaichi yang dalam bahasa Jepang berjudul Kindaichi Shonen no Jikenbo yang diinggriskan menjadi Files Of Young Kindaichi.
Sekedar merefresh ingatan tentang detektif yang satu ini, komik yang super keren ini adalah karangan dari Yozaburo Kanari, Seimaru Amagi, dan Fumiya Sato. Kindaichi pertama kali dirilis di majalah Shonen pada tahun 1984 yang terbit berkala tiap minggu sampai tahun 2000. Sedangkan untuk versi bahasa Indonesianya mulai di terbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 1999. Tidak ada kasus yang terbit rilis lagi sampai tahun 2004. Saat "Vanpaia Densetsu Satsujin Jiken"atau “Muder The Legend Of Vampire” dirilis. Sampai tahun 2007 sudah ada 4 kasus baru. Dan untuk sekarang ini belum ada berita lagi.
#sekedar info, Detectevtive School Q juga dikarang oleh Fumiya Sato. Jadi maybe dia lebih konsen ke Detektif School Q atau yang biasa disebut DDS.
Walau sudah lama tidak muncul, tapi bagi penggemar Shonen detektif yang satu ini pasti masih inget main characternya.
#Tapi bagi yang belum sellow aja, bakal ada sedikit penjelasan ko.
Let’s Check it Out
1. Kindaichi Hajime
Walau tidak nampak dari luar, yang satu ini adalah cucu dari detektif terkenal jepang yaitu Kindaichi Kousuke. Kindaichi adalah seorang siswa SMU Fuudo. Berbeda dengan teman masa kecilnya, Nanase Miyuki yang sangat rajin dan terlihat pintar, Kindaichi adalah tipikal yang malas dan sedikit tidak sopan bahkan terkadang berpikiran mesum. #alay sering juga terlihat dia sedang menggoda dan menjahilo Nanase. Tetapi dibalik penampilannya yang serba “semrawut” dan sering kena marah guru, sebenarnya dia adalah orang yang tergolong jenius dengan IQ 180 dan secara alami menuruni bakat kakeknya dalam analisis memecahkan kasus. Meski sering menjahili dan mengusili teman masa kecilnya itu, dalam lubuk hatinya diam-diam dia memendam perasaan suka ke Nanase. Meski terkadang cara dia mengungkapkan malah membuat hubungan keduanya aneh.
2. Nanase Miyuki
Teman masa kecil Kindaichi ini tabiatnya 180 derajat berbalik dengan kindaichi. Masuk SMU Fuudo dengan peringkat teratas, anak yang rajin itulah Nanase Miyuki. Cewek cantik yang menjadi idaman banyak anak di SMU Fuudo. Banyak orang bertanya-tanya kenapa orang sepintar dan secantik Miyuki bisa bersahabat dengan pembuat onar seperti Hajime. Meski sering memarahi Kindaichi karena kebodohannya, tetapi sebenarnya dia memendam perasaan yang sama dengan Kindaichi. Miyuki sering terlibat kasus bersama Kindaichi. Terkadang juga nyawa Miyuki terancam karena menjadi saksi atau mengetahui bukti penting suatu kasus.
3. Inspektur Kenmochi Isamu
Dia adalah seorang inspektur anggota bagian investigasi kepolisian Tokyo. Bertemu dengan Kindaichi pada kasus pertamanya, The Murder on The Opera House dan terkesima pada kemampuannya. Oleh karenanya, Inspektur Kenmochi sering memberi Kindaichi wewenang penuh untuk mengupas tuntas kasus yang dihadapinya. Meski keduanya sering saling mengejek dan terlihat bertengkar tetapi sebenarnya hubungan keduannya sangatlah akrab. Sampai-sampai kadang-kadang Kenmochi membawa serta Kindaichi dan Nanase acara tertentu, walaupun pada akhirnya berakhir pada sebuah kasus.



4. Ryuta dan Ryuji Saki
Ryuta Saki adalah anggota Club Misteri di SMU Fuudo. Karena terobsesi dengan perfilman makanya dia sering membawa bersamanya kamera V8 dan merakam apa saja. Kamera tersebut seudah banyak membantu dalam pemecahan kasus Kindaichi. Bahkan karena video yang terekam menjadi bukti penting dalam kasus “The Santa Slayings” atau ada yang menyebut “Pembunuhan di Hotel Ijinkan”, mengakibatkan dia menjadi korban pembunuhan. Selanjutnya dalam kasus “Pembunuhan Kindaichi”, Ryuji Saki selaku adik Ryuta Saki #yang karena kemiripan wajahnya mengakibatkan Kindaichi sempat stress karena dia pikir melihat hantu Ryuta.. J muncul untuk pertama kalinya. Dia bilang bahwa kakaknya menyuruhnya untuk selalu membantu Kindaichi dalam pemecahan kasus dengan kamera V8-nya dan juga karena Kindaichi akan tertimpa masalah yang rumit. Dan tak lama kemudian, Kindaichi dituduh telah membunuh seorang penulis, dan dengan kamera V8-nya, Ryuji Saki membantu Kindaichi membersihkan namanya dan mengusut kasus sebenarnya. Setelah itu, dia mendeklarasikan dirinya sebagai “asisten” Kindaichi sebagai detektif dan terkadang memang dengan kameranya tersebut dia sangat membantu dalam pemecahan kasus, tetapi tidak sering oleh Kindaichi kamera tersebut diminta buat merekam hal yang aneh-aneh. #kalo ada yang tahu diem aja ya..
5. Inspektur Akechi
Seorang yang sangat genius, detektif polisi level “elite” yang menjadi atasan Inspektur Kenmochi. Kemunculan pertamanya adalah di kasus "Death TV" atau ada yang menyebutnya “Kasus Pembunuhan Legenda Hantu Salju”, dia mencerminkan sifat sombong dan besar kepala yang menjadi saingan Kindaichi dalam pemecahan kasus. Akechi bukan hanya membantu Kindaichi memecahkan kasus, tetapi juga membantu Kindaichi keluar dari masalahnya. Sikapnya kepada Kindaichi sangat kasar, tetapi sebenarnya mereka mempunyai penghormatan lebih untuk masing-masing kemampuannya. Pengalamannya di Los Angels membuatnya sering membandingkanya untuk memecahkan kasus. Dia mahir berbahasa Inggris dan Perancis. Namanya mugkin merujuk ke detektif klasik Jepang yaitu Akechi Kogoro yang diciptakan oleh Edogawa Rampo.
6. Kindaichi Fumi
Bocah usil satu ini adalah keponakan Kindaichi. Dia sering bermain dan menginap di tempat Kindaichi karena ayahnya yang seorang “pencari harta karun” sering keluar negeri. Sifatnya yang usil dan jahil membuat keduanya sering bertengkar. Meskipun begitu, Kindaichi sebenarnya sangat menyayangi keponakannya itu. Fumi juga sering terlibat kasus dengan Kindaichi, walaupun terkadang usil di tempat kejadian, tetapi tetap saja yang namanya cucu Kindaichi Kousuke masih ada bakat detektifnya.
Karakter-karakter di atas adalah karakter yang sering muncul di serial Kindaichi. Semoga sudah pada ingat lagi…
Oh iya, untuk komik / manganya sedang dalam usaha pencarian. Kalau sudah tersedia pasti akan di post dan di upload, so bisa pada bisa baca and donload..
Makasih.




13 April 2012

0 Biarkanlah Rasa “IRI” Menuntunmu Menuju Surga


Jum’at, 13 April 2012 di Kamar Kostan
Seperti layaknya mahasiswa yang baru saja “purna” Ujian Tengah Semester, kegiatan kampus belum begitu hidup lagi. Jadi masih banyak waktu menganggur di kostan. Tapi banyak juga yang memanfaatkan waktu tersebut untuk sekedar refreshing otak setelah bertempur dengan berbagai macam mata kuliah. Ya masalah hasil mah ntar aja, yang penting udah selesai UTS nya.
Ngomong-ngomong selesai, tinggal sebulan lagi sebelum angka 2 pertama ini pertama habis. Tinggal sebulan sebelum semua kembali dari 0. Tapi apakah mau menunggu selama itu??? Apakah dalam waktu sebulan ini hanya akan berpangku tangan??? Apakah hanya akan meratapi apa yang telah terjadi???
Sering diri ini “IRI” dengan apa yang bisa dicapai orang lain. Padahal sudah sering sejak masuk SD, guru Agama mengatakan “Yang namanya “IRI” adalah salah satu penyakit hati yang harus dihindari”. Penyakit yang bila tidak dihapuskan dari hati ini, akan bisa memakan pahala-pahala yang selama ini telah dilakukan.
Tapi benarkah semua “IRI” dilarang???
Mungkin banyak dari kita sering berpikir tentang diri kita dan membandingkan dengan orang lain. Misalnya saja, “mengapa aku ndak bisa seperti dia???” “mengapa dia bisa saya ndak bisa???” mungkin bagi sebagian besar orang, pikiran itu sempat terlintas dipikirannya. Lantas apakah itu sesuatu yang dilarang?
Jawabannya mestilah tergantung dari sudut mana kita memandang. Misal saja, dengan berpikir begitu kita jadi malah dengki sama orang yang punya kemampuan lebih dibandingkan kita, maka hal itu teramat sangat dilarang. Pasalnya, jika hal itu berlanjut bukan tidak mungkin dari modal “IRI” ini akan merambah ke dusta, bahkan sampai fitnah. “IRI” yang seperti inilah yang teramat sangat dilarang.
Tapi beberapa orang mungkin akan berpikiran lain. Banyak orang yang jika ingin melakukan sesuatu, tidak bisa spontan. Maksudnya adalah dia perlu semacam simultan. Bukan maksudnya untuk pamer atau riya, tapi seseorang biasanya akan lebih bersemangat untuk melakukan sesuatu jika ada orang lain juga yang melakukannya. Istilahnya bisa disebut sebagai rival. Walaupun tidak dideklarasikan secara langsung, tetapi kalau sudah menganggap rival pasti tidak mau kalah.
Na “IRI” seperti ini saya rasa tidak dilarang. “IRI” melihat orang lain bisa melakukan kebaikan yang lebih dari kita. Yang pada akhirnya akan mampu memacu diri kita untuk mengikuti bahkan melampauinya. “IRI” yang bahkan akan bisa mendekatkan diri pada Sang Pemberi Hidup. “IRI” yang bisa malah menjadikan kegiatan sosial berjalan lebih baik. Banyak bibit kebaikan tumbuh dan berbuah dari pupuk ke”IRI”an.
Mungkin bagi sebagian besar orang, pikiran ini fanatik dan sekuler. Tetapi belajar dari seorang teman, “LAKUKANLAH APA YANG MEMANG INGIN KAMU LAKUKAN, BIARKANLAH APA YANG DIKATAKAN ORANG LAIN, YANG PENTING APA YANG KAMU LAKUKAN TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN DAN DIRIMU SENDIRI”. Dari kata-kata itulah semua ini bersumber.

10 April 2012

0 Maukah Kalah dari Seekor Tikus??


Belajar dari Seekor TikuS
Sebagai seorang manusia, proses belajar adalah bagian dari hidup yang tidak bisa lepas darinya. Belajar dalam mencari ilmu. Semua jenis ilmu bisa dipelajari. Mulai dari ilmu agama /*yang memang wajib dipelajari sebagai tuntunan hidup, dalam islam dinamakan fardhu ‘ain*/, ilmu alam /*sama wajibnya dengan ilmu agama untuk dipelajari, tetapi jika ada orang yang sudah tahu kewajiban sudah gugur, meskipun semakin banyak yang tahu semakin bagus, dalam islam ini dinamakan fardhu kifayah*/, ilmu matematika dan kawan-kawan, ilmu social, sampai ilmu jiwa /*bukan berarti harus jadi psikolog, tetapi aspek yang ditekankan adalah bagaimana seseorang bisa mengerti satu sama lain, sehingga bisa saling menghormati dan menghargai*/.
Dengan ilmu agama, diharapkan seseorang lebih punya tujuan hidup dan pegangannya daripada hana sekedar hidup. Dengan ilmu alam diharapkan seseorang lebih bijaksana dalam mengambil sikap terhadap lingkungan alam sekitar. Dengan ilmu matematika /*yang konon adalah ibu semua ilmu*/ diharapkan kehidupan lebih tertata /*layaknya deretan angka asli.. ups J */. Dengan ilmu social, maka diharapkan hubungan dalam masyarakat bisa menjadi lebih baik. Dan dengan ilmu jiwa diharapkan lebih bisa memahami karakter seseorang danbisa lebih menghormati serta menghargainya. Belajar dari seorang teman, “setiap orang itu punya karakter masing-masing, dan itu tidak bisa diperlakukan sama”. Dari kalimat itu jelas bahwa untuk bertemanpun butuh yang namanya ilmu.. J
/*waaah… ko udah panjang banget ya intronya??? Sekarang kembali ke tujuan J*/
Kalau berbicara masalah belajar, pasti semua orang dan setiap saat melakukan proses belajar, ntah disadari atau tidak. Orang yang tidur pun bisa dikategorikan sebagai seorang yang seddang belajar. Belajar untuk bisa lebih merefresh otak biar nantinya bangun tidur bisa lebih fresh sehingga bisa lebih lancer untuk melakukan sesuatu /*ga pa2lah jadi korban iklan dan korban tv daripada korban pembunuhan… he…he..*/.
Dan ala mahasiswa yang berprinsip “efektif” dan “efisien” dalam mengatur waktu, maka saat-saat ujian seperti minggu-minggu sekarang adalah saat yang paling banyak dihabiskan buat belajar. Materi yang diajarkan di kuliah dalam waktu 7 pertemuan /*alias 100 x 7= 700jam*/ bisa dihabiskan dalam waktu kurang dari 24 jam/*… sungguh sangat keren.. J*/. Tapi dibilang salah juga gak, apalagi buat anak ilkom yang sebagian besar materi hafalam kodingan, kalau dihafal di awal juga bisa lupa. Memang belajar yang baik adalah bukan belajar untuk menghafal, tetapi belajar untuk memahami.
Tapi selain akademik, banyak juga pelajaran yang bisa diambil dari prosesi selama ujian berlangsung dan pasca ujian setelah keluar kelas. Yups, tadi pagi adalah salah satunya. Ternyata, ketelitian dan kesabaran sangat diajarkan dalam prosesi ujian. Bagaimana tidak, kalau tidak teliti, bisa- bisa terjadi kasus yang sebenarnya kita tahu jawabannya tapi salah perhitungan sehingga memilih jawaban yang salah. Ada juga yang karena sudah panjang sehingga sudah malas buat mengerjakan, padahal 2 langkah lagi selesai. Disinilah dituntut yang namanya kesabaran.
Terlepas dari itu semua, sering kali mahasiswa melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Seperti mengulang mata kuliah. Banyak kasus kasus terjadi, mahasiswa yang mengulang bukan karena tidak bisa mengerjakan tetapi karena ceroboh dalam pengerjaannya. Sering kalo juga, mahasiswa tidak teliti dalam membaca soal. Bagaimana mau menjawab soal kalau soalnya saja ada yang kelewat tidak terbaca. Jawaban yang harusnya sempurna menjadi ada yang kurang. Tapi kalau sudah lewat mau bagaimana lagi.
Yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dan hikmah dari apa yang telah terjadi pada diri kita. Penyesalan memang sedikit akan berguna, tetapi yang lebih berguna adalah bagaimana kita bisa memanag waktu dan berusaha untuk mengambil hikmah dan manfaat dari apa yang telah terjadi dan juga berusaha untuk tidak terjadi lain kali.
“Tikuspun tidak mau terjebak untuk kedua kalinya”
 

Simple Note Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates