Jum’at, 13 April 2012 di Kamar Kostan
Seperti layaknya mahasiswa yang baru saja “purna” Ujian Tengah Semester, kegiatan kampus belum begitu hidup lagi. Jadi masih banyak waktu menganggur di kostan. Tapi banyak juga yang memanfaatkan waktu tersebut untuk sekedar refreshing otak setelah bertempur dengan berbagai macam mata kuliah. Ya masalah hasil mah ntar aja, yang penting udah selesai UTS nya.
Ngomong-ngomong selesai, tinggal sebulan lagi sebelum angka 2 pertama ini pertama habis. Tinggal sebulan sebelum semua kembali dari 0. Tapi apakah mau menunggu selama itu??? Apakah dalam waktu sebulan ini hanya akan berpangku tangan??? Apakah hanya akan meratapi apa yang telah terjadi???
Sering diri ini “IRI” dengan apa yang bisa dicapai orang lain. Padahal sudah sering sejak masuk SD, guru Agama mengatakan “Yang namanya “IRI” adalah salah satu penyakit hati yang harus dihindari”. Penyakit yang bila tidak dihapuskan dari hati ini, akan bisa memakan pahala-pahala yang selama ini telah dilakukan.
Tapi benarkah semua “IRI” dilarang???
Mungkin banyak dari kita sering berpikir tentang diri kita dan membandingkan dengan orang lain. Misalnya saja, “mengapa aku ndak bisa seperti dia???” “mengapa dia bisa saya ndak bisa???” mungkin bagi sebagian besar orang, pikiran itu sempat terlintas dipikirannya. Lantas apakah itu sesuatu yang dilarang?
Jawabannya mestilah tergantung dari sudut mana kita memandang. Misal saja, dengan berpikir begitu kita jadi malah dengki sama orang yang punya kemampuan lebih dibandingkan kita, maka hal itu teramat sangat dilarang. Pasalnya, jika hal itu berlanjut bukan tidak mungkin dari modal “IRI” ini akan merambah ke dusta, bahkan sampai fitnah. “IRI” yang seperti inilah yang teramat sangat dilarang.
Tapi beberapa orang mungkin akan berpikiran lain. Banyak orang yang jika ingin melakukan sesuatu, tidak bisa spontan. Maksudnya adalah dia perlu semacam simultan. Bukan maksudnya untuk pamer atau riya, tapi seseorang biasanya akan lebih bersemangat untuk melakukan sesuatu jika ada orang lain juga yang melakukannya. Istilahnya bisa disebut sebagai rival. Walaupun tidak dideklarasikan secara langsung, tetapi kalau sudah menganggap rival pasti tidak mau kalah.
Na “IRI” seperti ini saya rasa tidak dilarang. “IRI” melihat orang lain bisa melakukan kebaikan yang lebih dari kita. Yang pada akhirnya akan mampu memacu diri kita untuk mengikuti bahkan melampauinya. “IRI” yang bahkan akan bisa mendekatkan diri pada Sang Pemberi Hidup. “IRI” yang bisa malah menjadikan kegiatan sosial berjalan lebih baik. Banyak bibit kebaikan tumbuh dan berbuah dari pupuk ke”IRI”an.
Mungkin bagi sebagian besar orang, pikiran ini fanatik dan sekuler. Tetapi belajar dari seorang teman, “LAKUKANLAH APA YANG MEMANG INGIN KAMU LAKUKAN, BIARKANLAH APA YANG DIKATAKAN ORANG LAIN, YANG PENTING APA YANG KAMU LAKUKAN TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN DAN DIRIMU SENDIRI”. Dari kata-kata itulah semua ini bersumber.