30 Juli 2012

0 Perfecsionist but Melankolis? Alhamdulillah...


Dan setelah menuangkan dalam beberapa lembar coretan di kertas buram, akhirnya bisa juga tertulis di sini.
Mungkin ga banyak yang tahu, bahkan ga ada yang tahu (kecuali aku dan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT) apa yang tengah aku lakukan dan terpikirkan. Yah, namanya saja pikiran dan perasaan, meski diungkapkan secara jelas dan gamblang saja ga banyak yang tahu, apalagi hanya disimpan dalam hati dan terngiang dalam pikiran.
“Aneh tapi Nyata”.
Mungkin banyak yang akan berkomentar dan ngomong kaya gitu. Dan sering juga bakal berkata, “Perfecsionist but Melancolist”. Ntah bener pa ga nulisnya. But that’s my line as my destiny. Emh, apa-apa maunya begitu. Ga boleh ga. Semua yang dilakukan harus terlihat perfect dan selesai dalam waktu yang ditentukan. Dan semua yang ada dalam hidup harus sejalan dengan apa yang dipikirkan. Beurujung pada berlarut-larut suatu masalah dalam pikiran.
Tapi mungkin aneh juga bagi orang yang sudah sering ngelakuin sesuatu bareng. Katanya perfecsionist, tapi kerjaan sendiri berantakan. Emh, ga salah juga si. I haven’t know it yet. Tapi memang kayaknya memang sudah harus terlahir sebagai komentator yang baik tapi bukan creator yang ahli. Emh (lagi) tapi yang pasti harus jadi sisi positif.
Dan tambah mungkin (untuk tidak terjadi) pasangan sifat yang sangat aneh. Perfecsionist tapi Melankolist. Yosh, apapun itu yang pasti itu adalah anugerah dari Dzat Pemberi Hidup. Meski dengan sifat melankolis ini sering menghambat kerjaan. Tapi ya mau gimana lagi, mungkin inilah yang direncanakan oleh-Nya untuk bisa gw lewati.
Teramat sangat yakin dan makin mantap, mungkin sudah banyak yang menjadi korban karena kombinasi sifat ini. Mungkin juga banyak yang sudah berpendapat kalo gw sangat EGOIS. Emh, kayaknya semua orang itu egois. Masalahnya adalah tinggal bagaimana mengolah itu biar jadi useful buat kita. Mungkin saat itu, kadar egois gw lagi di atas ambang batas normal jadi malah negatif. Tapi sebenarnya ga da maksud buat egois. Cuma pengen terlihat dan menjadi lebih baik dengan perfectsionist ini. Tapi kalau respon orang beda-beda, wajarlah. Ga ada orang yang kembar persis. Begitu juga sifat manusia.
Emh lagi dan lagi, pasti sudah banyak yang kurang senang karena gw sering banget terlihat mengeluh. Emh, mungkin memang ada kadar memgeluh, tetapi gw ngerasa si lagi berpikir ke sebab akibat aja dari perbuatan gw. Instrospeksi diri dan menatap masa depan. Mungkin masalah ga akan selesai dengan itu, tetapi kalau berkurang bolehlah. Sering memang mengumbar keluhan ke orang-orang. Ntah lewat sms, fb, twiti, sampai nyampah di plurk. Sampai banyak juga dapet coment + kritik pedes yang makin  males mbikin sesuatu. Emh, terima aja si kalau itu buat umu, tapi Cuma buat gw???
Yah tapi seenggaknya dengan itu, semua menjadi jelas. Hanya sebagian kecil saja dari orang-orang yang gw kenal yang mau denga sukahati dan sukarela menerima kekurangan gw. Meski sudah banyak yang memanfaatkan kelebihan yang gw miliki. Dan semoga memang akan menjadi manfaat dan amal ibadah. Yah (lagi) ini memang ga akan ngerubah apa-apa. Tapi seenggaknya bisa ngisi waktu disaat galau gara-gara PR Analisis Numerik bingung mau ngerjainnya dan ga bisa ngemail gara-gara modem abis belum ngisi pulsa. Dan ga tahu kapan bsia terwujud, semoga yang baca ini ga bakal nambah upset to me.

22.56
Minggu, 29 Juli 2012

21 Juli 2012

0 Galau... Why Not?


Maybe someone right if they call me “pangeran galau”. Full of day in my life fill with “status” that make everyone think that i’m a “galauerz”. But what ever it is, as long as i can stand on my life without make other people suffering because of me i’ll never left it behind.

emh... if i must be the king of "galau" i'll do it. it is better than if i just complained what have happened to me. and make everyone dislike and rejecting me.
emh maybe it true that "galau" don't make any useful to other person, but i'm still happy because of galau, i could do something to make someone happy.

i don't know what i've wrote in it. because of i'm only just ordinary people who can't take if someone make this weak man suffering.

0 “Padusan” Bersih Diri Jelang Ramadhan Tradisi Jawa


Bulan Ramadhan adalan bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu setiap insan muslim. Pahala untuk setiap kebaikan yang dilipatgandakan berpuluh, beratus, bahkan beribu (dalam hitungan manusia) menjadi “ladang amal” yang pasti harus dimanfaatkan. Selain itu, dengan berkurangnya godaan untuk berbuat baik (syaitan dikurung dineraka untuk sebulan Ramadhan) membuat kita lebih mudah untuk melakukan kebaikan karena hanya tinggal mengalahkan nafsu kita. Tetapi “perang” melawan hawa nafsu inilah yang paling berat.
Untuk menyambut bulan ramadhan yang agung ini, banyak cara dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat sesuai budaya mereka masing-masing. Salah satunya yaitu tradisi “padusan” yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
“Padusan” berarti tempat mandi. Tetapi lambat laun, “padusan” juga digunakan untuk mengistilahkan tradisi mandi khusus sebelum menjalankan ibadah. Mengapa dibilang khusus?
Bukan berarti pengsakralan kegiatan tersebut. Tetapi lebih ke membersihkan diri secara menyeluruh sebelum menjalankan ibadah di bulan yang suci. Banyak cara yang dilakukan dalam “padusan” ini. Mulai dari keluarga keraton yang menjalankan tradisi ini di tempat pemandian keraton sampai warga biasa yang menjalankannya di sungai.
Selain itu, properti yang digunakan juga beraneka macam. Bahkan ada yang sampai mandi dengan dicampur bunga mawar. Budaya ini memang terlihat kejawen. Memang benar, karena budaya jawa lahir dari kebudayaan Hindu-Budha. Sedangkan Islam datang lebih “lambat” sehingga budaya Hindu-Budha sudah melekat di masyarakatnya. Sehingga meski Islam sudah disebarkan secara gigih, budaya itu masih tidak bisa dihilangkan secara sempurna. Bahkan para Sunan (sebutan wali yang mempelopori menyebarkan agama Islam di pulau Jawa) malah mengkemas ajaran Islam menurut budaya setempat. Termasuk “padusan”. Bukan berarti meleburkan ajaran Islam ke budaya pendahulunya, tetapi menyampaikan ajaran Islam yang dikemas dengan memanfaatkan budaya yang ada. Seperti Sunan Kalijaga yang menyebarkan Islam dengan wayang dengan memodifikasi bentuk dan cerita wayangnya sehingga lebih bernuansa Islami dan tidak menyimpang.
Budaya “padusan” dengan bunga mawar memang terlihat klenik dan mistis serta musyrik. Tetapi itu semua kembali pada diri kita masing-masing. “Innamal a’malu bin niyat”.
Jadi jika kita niatkan mandi dengan dicampur bungan mawar untuk mengharumkan tubuh demi menyambut indahnya bulan suci Ramadhan, maka hal itu menjadi tidak menyimpang dari ajaran Islam kan?
Bingung mau nulis apa lagi... :D

19 Juli 2012

0 Mungkin Bisa?

Mungkin hanya sedikit yang tahu tentang ini. Dan mungkin lebih sedikit lagi yang tahu makna ini. Dan mungkin akan lebih sedikit lagi yang sudah menjalankannya dengan baik. Dan bahkan lebih sedikit lagi yang sudah menularkan kepada rekan-rekannya.

Ya, pendidikan pancasila dan karakter bangsa.

Banyak sudah terlihat di TV, majalah, social media, maupun diberbagai media penyebat informasi lain. Setiap hari, bahkan setiap detik ada saja berita yang membuat hati kita miris melihatnya. Banyak tawuran antar pelajar maupun mahasiswa. Banyak kasus korupsi yang tak ada ujung pangkalnya. Banyak kasus perdagangan orang. Dan bahkan banyak kasus pembunuhan yang tak jarang tersangkanya adalah orang terdekatnya.

Meskipun begitu, mungkin tidak semua orang bahkan hanya segelintir orang yang peduli. Padahal hal itu sangat berdampak besar pada perkembangan dan pembentukan karakter kita.

Tontonan TV dan berbagai media siaran semakin hari terlihat semakin tidak menunjukkan tujuan sebenarnya. Tujuan awal yang adalah untuk menyebarkan informasi, sekarang hampir sebagian besar stasiun TV berorientasi pada rating stasiun mereka. Jadi tidak begitu mempertimbangkan hal-hal yang seharusnya lebih penting. Hanya mendambakan keuntungan dan keuntungan. Stasiun TV pun menjadi ladang bisnis yang menjanjikan.

Lalu pertanyaannya, bagaimanakah kita?

Memang benar sepertinya kalau ada yang mengatakan bahwa kepribadian dan karakter seseorang yang paling besar ditentukan oleh lingkungannya. Lingkungan tempat berinteraksi. Tidak hanya lingkungan hidup, tetapi juga lingkungan mati. Artinya interaksi kita terhadap alam disekitar kita.

Lalu kalau sehari-hari kita disodori tontonan yang lebih banyak hiburan dan tidak sesuai untuk pendidikan, akan jadi apa kita?

Sudah banyak bukti, bangsa kita yang dahulu “sempat” menjadi macan Asia, sekarang tidaklah lebih dari seekor kerbau yang hanya mengikuti dan menjadi “babu” bagi majikannya. Bukan berarti Indonesia menjadi babu, tetapi pada kenyataannya, semua yang bangsa kita lakukan tidak semata-mata untuk rakyat, tetapi untuk yang berkuasa.

Tetapi jika hanya memandang hal besar saja, apakah bisa?

Sangat tidak bisa, semua hal bermula dari hal kecil. Kalau dari yang kecil saja sudah “gak bener” bagaimana skala besarnya? Dan jawaban itu ada pada kita, mau merubahnya atau mau lebih terombang ambing dalam gelombang globalisasi.

Hanya penggalauan di Sekret gara-gara mau ikut kuis ga bisa... “

17 Juli 2012

0 Puasa Lapar??? Bantai....


Akhirnya dapet inspirasi juga. “knapa ga menulis tentang ramadhan???” kan bentar lagi bulan ramadhan. Tapi apa yang mau ditulis tetep aja masih bingung. Ngeliat image yang lumayan chibi di google image malah jadi pengen ngulas mengenai itu. Padahal katanya pengen ngulas tentang ramadhan. Tapi karena yang lebih ahli pasti sudah lebih banyak, mending mbahas sesuatu yang lain.
Pasti banyak yang udah ngepost bagaimana mempersiapkan diri menyambut ramadhan baik dari segi fisik maupun rohani. Karena gw ga punya dasar yang cukup mengenai itu, jadi gw ga bakal mbahas itu.pet inspirasi juga. “knapa ga menulis tentang ramadhan???” kan bentar lagi bulan ramadhan. Tapi apa yang mau ditulis tetep aja masih bingung. Ngeliat image yang lumayan chibi di google image malah jadi pengen ngulas mengenai itu. Padahal katanya pengen ngulas tentang ramadhan. Tapi karena yang lebih ahli pasti sudah lebih banyak, mending mbahas sesuatu yang lain.
Yang mau gw bahas adalah APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA LAPAR KARENA PUASA???
Yoooossshhh... kalo puasa, gak bisa dipungkiri kita puasa mesti merasa lapar. Wajar saja, soalnya kita hanya makan dan minum di saat sahur. Selebihnya tidak diperbolehkan karena akan membatalkan puasa kita. Mungkin bagi sebagian besar orang yang sudah terbiasa hal ini tidak akan jadi masalah ketika harus makan sehari sekali pas sahur aja. Tapi sebagian besar orang adalah orang yang terbiasa makan 2 ato 3 kali sehari secara teratur. Sarapan pagi, makan siang, makan malam dan cemilan-cemilannya. Na untuk golongan ini pasti ketika hanya makan di saat sahur akan “kelaparan”.
Karena puasa itu suatu ibadah yang diwajibkan dan pahalanya terlampau besar, sayang donk kalo tidak berpuasa hanya gara-gara tergoda makan saat kita kelaparan???
Karena puasa itu suatu ibadah yang diwajibkan dan pahalanya terla
mpau besar, sayang donk kalo tidak berpuasa hanya gara-gara tergoda makan saat kita kelaparan???
Karena puasa itu suatu ibaah yang diwajibkan dan pahalanya terlampau besar, sayang donk kalo tidak berpuasa hanya gara-gara tergoda makan saat kita kelaparan???
Mungkin hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa lapar.
1. Internetan
Yooossshhh... hal yang satu ini bisa dibilang makanan wajib buat anak-anak ilkom. Tanpa internet, mungkin bisa jadi mereka bukan siapa-siapa. Tapi tenang, bukan untuk mencari bahan tugas atopun refferensi kodingan sekedar ingin “keppo” ma sesuatu kodingan. Tapi yang bisa dilakuin saat kita berpuasa adalah melakukan something yang menyenangkan di internet. Seperti browsing be
rita dan informasi maupun surfing di websitenya, download file-file yang menyenangkan seperti installer game, film maupun document penting, atau juga bisa ngegame online.
2. Ngegame PC

Kalo yang satu ini bisa dibilang jantungnya anak ilkom. Anak ilkom tanpa ngegame ibarat kata “sesuatu banget” kata syahrini. Ya meski level ngegame orang-orang berbeda. Mulai dari game bawaan windows sampe game yang membutuhkan hampir separo dari kapasitas RAM PC / Laptop yang berkapasitas 4gb. Meski game udah sampe ada yang 3D tapi tidak dapat dipungkiri bahwa game-game lama juga masih banyak diminati, mulai dari mario, yugioh maupun pokemon yang emulatornya make file gba.
3. Ngegame
Na kalo yang tadi ngegame di PC, bisa juga ngegame di dunia nyata. Maksudnya bukan PC atopun online. Tapi lebih ke game beneran game. Siapa tahu main futsal, badminton, maupun berbasket ria. Memang kelihata
nnya menguras banyak tenaga, tapi kalau memang suka olahraga dan dijalani dengan senang hati, maka laparnya puasa bisa ga berasa.
4. Mbaca Komik
Kalo yang satu ini adalah kegiatan bagi orang-orang yang memang “males” buat melalukan hiburan fisik ato bagi memang orang suka ato maniak mbaca. Tidak hanya komik, novel maupun berita-berita juga bisa menjadi refferensi yang dianjurkan. Apalagi kalo menunggu waktu berbuka puasa yang biasanya terasa lebih lama.
5. Menulis
Mungkin hal ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Bukan berarti semua orang ga bisa menulis. Tetapi sebagian besar orang lebih preffer untuk tidak menulis suatu karya. Entah artikel atopun suatu cerita. Tapi bukan berarti hal ini tidak menyenangkan. Banyak orang yang memang benar-benar hobi menulis, jika sudah terlantun menuliskan ceritanya, ibarat dia sudah punya dunia sendiri dan ga mau kalau diganggu. Menikmati dunianya istilahnya.
6. Bermusik
Kalo hal yang satu ini, mungkin banyak
yang suka. Bukan berarti harus memainkan musik. Tetapi bisa menyanyi bersama ato solo vokal juga bisa. Sampai kalo bisa juga memainkan alat musiknya sendiri. Tentunya hal ini juga tergantung prefferensi orang mau kemana. Kalo suara bagus memang biasanya dengan Pdnya nyanyi ga peduli sekitar. Tetapi buat yang kurang bagus juga ga dilarang buat melakukan satu hal itu. Apalagi kalo bersama-sama. Intinya have fun aja.
7. Nonton Film
Na kalo ini mesti banyak yang suka. Mulai dari anak-anak sampe nenek dan kakek-kakek. Meski prefferensi tontonannya berbeda-beda. Mulai dari anime / kartoon yang super kocak yang anak-anak suka, sampai acara sinetron yang dari anak kecil mpe nenek-nenek juga suka. Tapi kalau usia remaja dan dewasa, lebih preffer ke dunia yang mistis, scienci, dan action, ato juga komedi. Tapi apalah itu, yang penting nonton.
Mungkin memang ga semua bisa dituliskan disini sarannya. Mungkin banyak juga orang yang punya cara sendiri untuk menghilangkan ke BT an gara-gara menahan lapar di saat puasa.
“Intinya mah lakuin sesuatu yang membuat kita have fun aja, menikmati waktu yang ada, insyaallah puasa gak akan berasa lapar.”
Semoga bermanfaat.




0 Apa Hubungannya???


Mungkin memang bukan saat yang tepat buat dapet inspirasi... tapi ga tahu knapa pengen nulis aja. Ga tahu apa yang bakal tertulis... yang pasti pengennya bukan spam. Mungkin akan jadi curhatan yang panjang. Tapi yang pasti pengennya lebih dari itu. Tapi ada daya kalo tangan tak sampai... ikuti aja apa kata otak memerintahkan dan tangan melakukan pengetikan.
Ngomong-ngomong soal mengetik, sampai sekarang masih belom bisa kalo suruh ngetik pake 10 jari. Padahal nyentuh komputer aja udah dari jaman kapan tahu. Maybe udah hampir setengah dari umur yang udah terjalani. Tapi masih aja ngetik maksimal make 6 jari. Tapi keseringan make 5 jari. Yups, 3 jari kanan dan 2 jari kiri. Jai kanan biasanya buat ngetik dari perbatasan RGB. Na sisanya jari kiri. Tapi masih saja sering mencet tombol T make jari kanan.
Mungkin karena itu kali ya, blom dapet 1 halaman tulisan juga udah capek duluan. Belajar dari pengalaman nulis karya ilmiah sampe banyak halaman. Ga tahu dach seberapa capeknya. Apalagi di dunia kerja yang pasti ngasih tugas ga selembar 2 lembar. Bisa numpuk sampe ratusan halaman dan ga tahu berapa lama deadlinenya.
Kayaknya mulai sekarang harus dibiasakan. Tapi susah juga si. Soalnya kan udah kebiasa. Jadi rada susah juga buat ngerubahnya. Ibarat kata suruh ngubah makan yang biasanya pake tangan kanan tiba-tiba suruh make tangan kiri. Sesuatu hal yang sangat susah untuk dilakukan. Tapi memang belajar kan tidak dituntut langsng bisa tapi bertahap.
Ibarat naik sepeda yang kalo kita belajar terlalu cepet bisa malah bakal jatuh. Belajar itu titian demi titian. Ibarat pepatah jawa “ Tresno jalaran soko kulino”. Yang bisa kali ya dilencengin jadi “bisa karena terbiasa???”

15 Juli 2012

0 What ... Apa Karena GW PJ???


Mungkin udah telat kali ya,.. udah masa lalu juga... tapi miris ngeliat postingan foto di group angkatan jadi pengen ngepost juga... walapun maybe bakal ada yang protes kalo tahu,...
Yoosshhh. Padahal baru sekali selama kuliah jadi PJ (*penanggung jawab*) mata kuliah ko udah dapet pengalaman yang kurang baik. Bukan buat sendiri si.. tetapi lebih ke temen2 yang mengambil mata kuliah tersebut. Mungkin memang udah dari awal kali ya dapet mindset kalo materi kuliah intedepartemen itu bisa jadi “pembunuh” IPK, jadi udah agak anti duluan.
Yooossshhh.... Pengantar Hitung Peluang... itu mata kuliah yang gw jadi PJnya... sesuai namanya, belajarnya ya ngitung2 peluang... mulai dari sesuatu yang agak nyata sampe yang bener2 abstrak. Tapi sebagian besar memang abstrak si. Banyak temen2 bertanya2 “buat apa kita belajar ginian, toh ga akan dipake juga ntarnya?”
Ya emang iya juga si, sebagai mahasiswa Ilmu Komputer, mungkin perhitungan statistik kurang begitu ada rasa manfaatnya. Mungkin penyebab itulah yang menyebabkan dari awal sudah agak ga suka ma mata kuliah ini (*it’s just my opinion.. J “). Jadi kesana2 juga susah.
Apalagi pasca UTS, dosen yang mengampu itu (*menurut temen2*) teramat sangat ga enak. Ntah kenapa padahal sepenengkap gw dosen itu enak2 aja. Mirip banget figur seorang ibu. “menasehati kalau dirasa kita salah”.
Ya apapun itu, yang seenggaknya masih ada yang bisa (*itulah semboyan gw*). Jadi masih ada yang bisa jadi pegangan. Ya meski gw merasa ga begitu paham juga akan materi kuliah, tapi banyak temen2 yang minta belajar bareng (*meski akhirnya malah kaya tutorial*). Ato karena gw Pjnya??? Ha...ha...ha... Tapi demi buat sendiri juga, belajar bareng ga ada salahnya.
Yooooshhh... akhirnya dengan berbagai cara, kami (*sebagian kecil PIXELS47*) sering belajar bareng. Mulai dari kostan lama, sekretariat HIMALKOM, kostan baru sampe ada member baru. Begadang mpe jam 12 malem... jam 2 malem demi sebuah “bekal” buat “mendobrak” pintu “ketidaklulusan” kamipun berjuang bersama.
Yaaahhh.... yang penting usaha, masalah hasil hanya Tuhan yang akan menentukan. Tapi walo begitu miris juga... L

 

Simple Note Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates