Mungkin hanya sedikit yang tahu tentang ini. Dan mungkin lebih sedikit lagi yang tahu makna ini. Dan mungkin akan lebih sedikit lagi yang sudah menjalankannya dengan baik. Dan bahkan lebih sedikit lagi yang sudah menularkan kepada rekan-rekannya.
Ya, pendidikan pancasila dan karakter bangsa.
Banyak sudah terlihat di TV, majalah, social media, maupun diberbagai media penyebat informasi lain. Setiap hari, bahkan setiap detik ada saja berita yang membuat hati kita miris melihatnya. Banyak tawuran antar pelajar maupun mahasiswa. Banyak kasus korupsi yang tak ada ujung pangkalnya. Banyak kasus perdagangan orang. Dan bahkan banyak kasus pembunuhan yang tak jarang tersangkanya adalah orang terdekatnya.
Meskipun begitu, mungkin tidak semua orang bahkan hanya segelintir orang yang peduli. Padahal hal itu sangat berdampak besar pada perkembangan dan pembentukan karakter kita.
Tontonan TV dan berbagai media siaran semakin hari terlihat semakin tidak menunjukkan tujuan sebenarnya. Tujuan awal yang adalah untuk menyebarkan informasi, sekarang hampir sebagian besar stasiun TV berorientasi pada rating stasiun mereka. Jadi tidak begitu mempertimbangkan hal-hal yang seharusnya lebih penting. Hanya mendambakan keuntungan dan keuntungan. Stasiun TV pun menjadi ladang bisnis yang menjanjikan.
Lalu pertanyaannya, bagaimanakah kita?
Memang benar sepertinya kalau ada yang mengatakan bahwa kepribadian dan karakter seseorang yang paling besar ditentukan oleh lingkungannya. Lingkungan tempat berinteraksi. Tidak hanya lingkungan hidup, tetapi juga lingkungan mati. Artinya interaksi kita terhadap alam disekitar kita.
Lalu kalau sehari-hari kita disodori tontonan yang lebih banyak hiburan dan tidak sesuai untuk pendidikan, akan jadi apa kita?
Sudah banyak bukti, bangsa kita yang dahulu “sempat” menjadi macan Asia, sekarang tidaklah lebih dari seekor kerbau yang hanya mengikuti dan menjadi “babu” bagi majikannya. Bukan berarti Indonesia menjadi babu, tetapi pada kenyataannya, semua yang bangsa kita lakukan tidak semata-mata untuk rakyat, tetapi untuk yang berkuasa.
Tetapi jika hanya memandang hal besar saja, apakah bisa?
Sangat tidak bisa, semua hal bermula dari hal kecil. Kalau dari yang kecil saja sudah “gak bener” bagaimana skala besarnya? Dan jawaban itu ada pada kita, mau merubahnya atau mau lebih terombang ambing dalam gelombang globalisasi.
“Hanya penggalauan di Sekret gara-gara mau ikut kuis ga bisa... “
0 komentar:
Posting Komentar