27 Januari 2012

0 Peringatan Hidup: Cobaan, Hikmah, dan Illahi


Bagi sebagian besar orang, hidup itu seperti roda. Berputas terus berputar sampai tidak bisa berputar kembali. Kadang di atas, kadang di bawah. Roda sering juga tidak hanya melewati jalanan yang jalanan yang mulus. Jalan berbatu dan berduri sering kali terlewati.
Bagi sebagian besar orang juga, hidup itu seperti berjalan ke puncak gunung. Ketika masih di lembah jalanan masih datar dan mudah di lalui. Semakin ke atas, jalan yang dilalui semakin curam dan resiko untuk jatuh semakin besar juga. Bahkan tidak hanya itu, terpaan angina juga semakin kencang.
Itulah hidup. Tidak selamanya kita mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan. Tetapi sering juga kita merasakan sisi pahitnya kehidupan. Yang mungkin sampai untuk beberapa orang, kematian lebih dipilihnya. Hidup yang berjalan, senantiasa menuju kedewasaan (*kata seorang teman, seperti anak kuliah yang akan naik tingkat*). Pada saat anak-anak, masih hanya terpikir untuk bermain dan meminta kepada orang tua. Sedikit mulai dewasa, mulai adanya rasa malu ketika hanya bisa meminta dan meminta tanpa bisa memberi. Sampai pada suatu saat, bisa memberikan kebahagiaan kepada orang-orang yang kita cintai. Tetapi proses menuju itu tidaklah mudah. Seperti seorang pendaki, semakin naik ke atas gunung, semakin kencang juga terpaan anginnya. Sama halnya dengan hidup, semakin kita menuju kedewasaan (*tidak hanya fisik, tetapi jiwa dan akal*) semakin besar juga ujian yang kita hadapi.
Ujian (*masalah*) bisa datang dalam berbagai bentuk laksana air yang punya tiga wujud. Dari yang paling keras yaitu es, berubah mencair dan akhirnya berubah menjadi uap yang siap mengudara. Mulai dari masalah yang sangat ringan sampai-sampai kita tidak sadar bahwa itu adalag suatu bentuk ujian. Masalah sedang yang kita secara sadar merasakan akibat yang kurang bersahabat pada kita dan berusaha untuk memecahkan dan melaluinya. Sampai masalah yang begitu berat yang kadang sampai bisa membuat hidup berasa tidak ada artinya lagi. Ataupun masalah yang kelihatannya kecil walaupun sebenarnya membawa dampak besar bagi kehidupan kita.
Mungkin banyak orang yang bertanya mengapa harus sering mendapat masalah (*cobaan*) yang begitu berat.???
Mungkin juga akan sangat banyak jawaban dan penafsiran yang lebih bijak.
Masalah hadir dalam kita ibarat garam dalam masakan. Masakan akan hambar tanpa garam. Begitu juga kehidupan. Hidup akan statis jika tidak ada yang bisa membuat kita berubah (*naik tingkat*). Salah satu jalan untuk menaiktingkatkan derajat kita adalah dengan masalah. Jika bisa melalui masalah tersebut maka derajat kita akan naik. Yang dimaksudkan adalah jika suatu saat kita menghadapi masalah yang sama atau mirip maka sudah akan bisa tahu cara penyelesaiannya.
Banyak juga orang yang lupa diri (*baik kepada orang-orang disekitarnya bahkan kepada Tuhannya*) ketika dalam keadaan bahagia. Yang terpikirkan adalah untuk menikmati kebahagiaan dari hasil kerja keras yang telah dilakukannya. Menikmatinya sebelum kebahagiaan itu pergi darinya. Sehingga banyak aspek yang cenderung luput darinya. Keluarga, teman, bahkan Tuhan.
Masalah merupakan suatu jalan yang dianugerahkan oleh Illahi bagi kita. Anugerah yang bisa mendekatkan lagi kita kepada orang-orang disekitar kita. (*bukan maksudnya bermasalah dengan orang-orang disekitar kita*). Masalah yang berat sering kali tidak bisa hanya dihadapi seorang diri. Bantuan orang lain akan sangat membantu, meskipun hanya sebagai pendengar yang baik. Sisi positif satu inilah yang bisa diambil ketika seseorang sedang menghadapi masalah. Rasa saling membutuhkkan dan bantu membantu akan timbul.
Banyak orang yang sangat tidak peka dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi secara reflek dan tanpa sadar akan membantu baik dana, tenaga, usaha jika ada suatu bencana atau musibah. Banyak tangan-tangan dermawan mendadak ketika terjadi suatu bencana. Banyak hati tiba-tiba merasa iba ketika melihat keadaan yang begitu miris (*menyedihkan*).
Banyak juga kaum manusia yang tiba-tiba saja ingat kepada Rabb-nya ketika tertimpa suatu masalah. Sakit misalnya. Banyak orang tiba-toba berdoa kepada Tuhannya agar cepat-cepat disembuhkan dari sakit. Padahal selama sehatnya tidak pernah atau jarang dia mengingat Tuhannya. Banyak juga orang yang tiba-tiba rajin beribadah ketika sedang mengalami kesulitan (*keuangan misalnya*) dengan harapan bisa mendapat kelonggaran rezeki. Banyak juga orang yang tiba-tiba menjadi rajin bangun malam dan memohon dalam tangis kepada Rabbnya ketika ia memiliki keinginan yang harus terwujud dalam waktu dekat.
Salah satu jalan inilah yang ditempuh oleh Dzat Pemberi Hidup untuk mendekatkan manusia lagi kepada jalan yang seharusnya. Dan jalan ini jugalah yang membuktikan bahwa Tuhan masih memperhatikan kita. Selalu menginginkan kita untuk bisa naik derajat baik di mata manusia maupun di sisi-Nya.
Semoga bermanfaat.
 

Simple Note Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates