16 April 2013

0 Bahaya Riba: Katalis Laju Inflasi

Umumnya orang membicarakan riba adalah bunga. Bunga bank atau pun Bunga pinjaman dimanapun. Dalam kajian Islam, banyak dibahas tentang riba ini. Beberapa ahli ekonomi islam juga membahas bunga dan kaitannya dengan masalah agregat ekonomi negara dan dunia. 
Riba (bunga) menjadi komponen yang sangat penting dalam perekonomian saat ini. Ekonomi konvensional yang telah lama dianut oleh semua negara di dunia. Riba menjadi tonggak utama yang menggerakkan pasar moneter dan saham dunia.
Namun tanpa banyak orang sadari, riba adalah faktor utama yang mengganggu stabilitas ekonomi negara dan dunia. Karena banyak hal negatif yang diciptakan oleh bunga. Masalah utama yang tercipta adalah “Natural Agregat Default” yang disebabkan karena pinjaman yang dikenakan taraf bunga.

Contoh kasus kerugian dan bahaya penerapan riba adalah sebagai berikut.

Seseorang meminjam uang kepada bank sebesar 10 juta dengan tingkat suku bunga bank 10 % per tahun. Maka setelah satu tahun, uang yang harus dikembalikan adalah 11 juta. Dimana letak masalahnya? Masalahnya adalah pada uang 1 juta yang harus dikembalikan. Pada saat meminjam, uang yang dicetak oleh Bank Indonesia adalah 10 juta, sedangkan yang harus dikembalikan adalah 11 juta. Sehingga pada saat pengembalian BI harus mengeluarkan / mencetak uang lagi sebesar 1 juta. Sedangkan pencetakan uang yang berlebihan / tidak cepat jumlah dan tidak diimbangi dengan arus barang dan jasa yang kuat maka akan menyebabkan laju inflasi meningkat. Laju inflasi yang tinggi memungkinkan terjadinya depresiasi nilai mata uang. 

Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain.

Sumber : Kuliah Pertemuan 5, Makro ekonomi Syariah, Institut Pertanian Bogor, 13 Maret 2013
 

Simple Note Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates