Human
error, istilah yang sudah sangat umum sekali. Tidak hanya di dunia IT
(Information Teknologi) tetapi juga dapat terjadi di semua bidang ilmu. Dalam
ilmu bisnis misalnya, Human Error mengindikasikan kegagalan bisnis gara-gara
kesalahan orang tersebut. Contoh lain yaitu dalam transportasi, Human Error
sangat beresiko menyebabkan kecelakan di jalan raya.
Jadi apa
itu Human Error?
Human
Error adalah kondisi dimana suatu keadaan menjadi tambah buruk disebabkan
karena kesalahan orang / pelaku semata. Kesalahan dapat terjadi karena
kesengajaan ataupun kelalaian. Namun begitu, human error tetap saja tidak dapat
dijadikan alasan untuk mentolerir hasil buruk kerja seseorang, mesin, ataupun
organisasi. Bahkan ketika itu terjadi karena kelalaian.
Kelalaian
atau yang biasa disamakan dengan lupa adalah kejadian alami yang dapat
dilakukan siapa saja. Bahkan faktor lupa menjadi sangat penting untuk membantu
otak kita agar tidak melakukan kerja yang terlalu berat dalam mengolah
informasi. Tetapi jika sudah menyangkut pekerjaan, lupa bisa menjadi sesuatu
yang sangat fatal. Contohnya adalah ketika teller di bank lupa melakukan record
dengan benar maka dapat menyebabkan kerugian pada pihak bank.
Ternyata
tidak hanya pada ranah bisnis saja lupa membawa dampak buruk. Contohnya adalah
yang saya alami saat ini.
Kejadian
ini menyangkut mata kuliah Temu Kembali Informasi. Project akhir menjadi syarat
wajib untuk dapat lulus dari mata kuliah ini. Sudah diberitahu oleh dosen dari
pertemuan 1, dan katanya tiap minggu akan ada pertanyaan seputar project.
Tetapi lewat minggu 3, belum ada pembahasan atau bahkan pertanyaan kecil
tentang topic project, padahal katanya deadline penyerahan topic adalah minggu
7. Alhasil, bertanyalah saya pada dosen, dan dijawab “Minggu depan akan
singgung di awal pertemuan. Atau kamu kirim email ke saya saja.” Dan mengirim
emaillah saya.
Seminggu
akhirnya dibahas tentang project, dan Bapaknya berkata “Untuk topic project
silakan kirim ke email saya, persetujuan nanti saja posting di blog. Sudah ada
satu kelompok yang mengirim ke saya”. Wah, tenang ini email sudah masuk.
Tenanglah saya. Tinggal menunggu persetujuan. Hari demi hari, minggu demi
minggu, selalu mengecek blog dosen tersebut. Namun belum ada tambahan postingan
tentang tugas akhir. Oh, mungkin bapaknya belum sempat.
Sampai
akhirnya, menulis statuslah dosen tersebut. “Kelompok
tugas kuliah IR kelas reguler bisa ditengok di blog xxx.” OK, buru-buru
buka. Dilihat, ko baru 8 kelompok, padahal mahasiswa yang mengambil mata kuliah
ini 60an. Dan ditelusurilah satu per
satu.
Dan ternyata, “kelompok gw belom ada”. Padahal ini sudah minggu ke Sembilan.
Pasca UTS. Padahal nilai project sendiri hampir 50% dari nilai akhir. Dan hanya
pada Tuhan semua nasib diserahkan, semoga bapaknya masih baik dan membuka lagi
emailnya dan menemukan kalau saya pernah mengirim email. Atau menyuruh saya
untuk mengirim email lagi.
Tapi terlepas dari itu semua, tidak sepenuhnya kesalahan dosen.
Kelalaian untuk mengingatkan dan mem-follow up juga menjadi kelalaian yang
sangat berdampak buruk. Jadi harapannya semoga kedepannya tidak ada lagi
kelalaian yang menyebabkan dampak negative lebih besar.
0 komentar:
Posting Komentar