I-Branding merupakan promosi identitas diri kita yang sebenarnya.
Siapa kita? Apa yang kita bisa? Apa yang menjadi ciri khas kita? Apa yang dapat
kita berikan ke orang lain? Dan apa yang orang lain pikirkan tentang kita?
Baikkah? Atau burukkah?
I-Branding memerlukan sesuatu yang lebih penting, yaitu co-branding.
Elemen-elemen yang akan melekat pada kita dan menjadi diri kita. Baik cara
berpakaian, cara berbicara, maupun cara bertingkah laku. Elemen-elemen yang
kita pilih atau melekat pada diri harus mendukung branding kita.
Kesan Pertama atau first impressive menjadi sesuatu yang sangat
penting. Banyak orang bilang “Don’t judge the book by it’s cover”. Mungkin
benar, tapi secara logika bagaimana kita mau membaca dan memahami isi buku
kalau sampulnya saja sudah tidak menarik. Bagaimana orang lain mau memilih kita
kalau tidak ada yang bisa ditonjolkan dan menjadi ciri khas. Ciri khas positif
tentunya.
Orang bilang harus pintar-pintar membuat first impressive yang
baik. Memang benar, meski banyak orang bilang, itu artinya cari muka. Mungkin
memang cari muka di awal. Tetapi kalo memang brand kita sudah positif, maka itu
tidak hanya menjadi cari muka semata. Tetapi terbawa dan tetap konsisten.
Oh iya, sama halnya dengan judul buku yang terlalu panjang, bahkan
dengan kalimat majemuk sehingga menyebabkan orang susah mengerti dan menghafal
judulnya, branding juga seperti itu. Bukan berarti nama yang panjang susah
diingat. Tetapi yang menjadi catatan adalah branding yang kita punya harus
mengerucut. Tidak menyebabkan orang bingung dan tidak menyebabkan orang berpikir
beberapa kali sampai memahami brand kita.
Dan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam i-branding,
proses tersebut bukanlah sesuatu yang instant dan dapat langsung kita capai.
Branding adalah proses dan merupakan hasil dari tingkah laku kita sehari-hari.
Branding yang instant mendapatkan akan instant juga hilang ketika tidak bisa
atau salah mengaturnya.
Jadi, yang terpenting adalah ciri khas, pembiasaan, dan kejujuran
serta tidak dibuat-buat.